kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bobobox Ajak Konsumen Jaga Lingkungan Lewat Carbon Offset Toggle


Minggu, 15 Oktober 2023 / 18:25 WIB
Bobobox Ajak Konsumen Jaga Lingkungan Lewat Carbon Offset Toggle

Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - Perusahaan gaya hidup berbasis teknologi, Bobobox, terus menciptakan inisiatif sosial dan lingkungan yang berkelanjutan. Seluruh inisiatif Bobobox yang mengarah pada pembangunan ekosistem pariwisata yang lebih ramah sekitar ini terangkum dalam Bobobox Impact Report 2022.

Dalam laporan tersebut, terdapat beberapa inisiatif Bobobox untuk menyediakan kesempatan bagi bisnis lokal sekitar untuk turut berkembang dengan menyediakan kuliner hingga atraksi turisme ke konsumen. Bobobox juga berkolaborasi dengan masyarakat sekitar melalui program bernama Bob Lokal, inisiatif rekrutmen khusus bagi talenta daerah setempat melalui Bob Academy, usaha menuju akomodasi ramah tuli dan inklusif lewat program Good Sleep For All, dan masih banyak lagi.

Selain inisiatif sosial, Bobobox juga berfokus pada inisiatif lingkungan dengan mengadopsi struktur konstruksi prefabrikasi dan modular, serta metode cut and fill untuk memproses pengolahan tanah di sekitar area akomodasi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi dampak lingkungan dalam operasional bisnis Bobobox. Inovasi terbaru yang dihadirkan oleh Bobobox kali ini berkaitan dengan pengurangan emisi karbon dengan meluncurkan fitur Carbon Offset Toggle lewat kolaborasi dengan Fairatmos, perusahaan teknologi iklim lokal.

Fitur yang sempat diluncurkan pertama kali pada akhir bulan Juli lalu itu memberikan kesempatan kepada konsumen Bobobox untuk secara sukarela ambil bagian dalam mengurangi dampak lingkungan. Konsumen Bobobox dapat mengaktifkan fitur Carbon Offset Toggle untuk membeli kredit karbon dan mengkompensasi jejak karbon dari aktivitas konsumen. Pembelian kredit karbon konsumen tersebut kemudian dipakai untuk mendukung proyek berkelanjutan yang mengurangi emisi karbon, seperti investasi dalam teknologi hijau dan proyek energi terbarukan.

Co-Founder & President Bobobox, Antonius Bong mengatakan, Bobobox ingin menjadi pionir perusahaan gaya hidup yang berkomitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Hal itu juga telah menjadi tujuan Bobobox guna menciptakan layanan akomodasi yang memberikan dampak positif bagi sosial dan lingkungan. Ia menjelaskan, inisiatif ini sejalan dengan target Kemenparekraf untuk mengurangi emisi karbon hingga 50% di industri pariwisata Indonesia pada tahun 2030 serta mencapai industri turisme bebas emisi pada tahun 2045.

Antonius berharap, kehadiran fitur Carbon Offset Toggle di Bobobox mampu berdampak positif bagi lingkungan dengan mengajak konsumen mengurangi jejak karbon. Kami juga ingin menginspirasi konsumen untuk memulai dari langkah yang sederhana, tapi berdampak signifikan terhadap lingkungan. Salah satunya berpartisipasi dalam inisiatif carbon offset Bobobox. Dengan demikian, kami tidak hanya memberikan pengalaman yang tidak terlupakan, tapi juga bermakna bagi konsumen, masyarakat lokal, dan lingkungan,” kata Antonius dalam konferensi pers “Langkah Bermakna Menuju Masa Depan Turisme Berkelanjutan” di Senayan, Jakarta, pada Jumat (13/10).

Dalam acara yang sama, CEO Fairatmos Natalia Rialucky Marsudi mengatakan Fairatmos telah menganalisis jumlah emisi lewat berbagai aspek agar memiliki akurasi yang tepat. Berdasarkan catatan Fairatmos, setiap pengguna yang menginap di akomodasi Bobobox rata-rata mengeluarkan emisi CO2 sebanyak 6,6 kg tCO2 untuk jenis akomodasi Bobopod dan 8,2 kg tCO2 untuk akomodasi Bobocabin.

Menurut Natalia, aktivitas manusia modern yang bisa meningkatkan emisi karbon saat menginap biasanya penggunaan listrik dan internet. Kedua aktivitas itu menyumbang porsi emisi gas rumah kaca yang signifikan. Untuk mengurangi emisi tersebut, dibutuhkan sebanyak 54-68 pohon mahoni untuk menyerap jejak karbon. “Kami secara detail menghitung emisi karbon berdasarkan aspek seperti jenis kamar, durasi menginap, dan lokasi akomodasi,” kata Natalia.

Selain itu, Fairatmos dan Bobobox juga berfokus pada dua aspek dalam memilih proyek di Indonesia  yaitu penyerapan karbon dan daya tahan jangka panjang. Natalia memaparkan, Fairatmosi turut mendukung proyek restorasi 150.000 hektare lahan gambut di Kalimantan yang berguna untuk melindungi biodiversitas dan menyerap sekitar 7,5 juta ton karbon dioksida.

Dengan fitur Carbon Offset Toggle, konsumen Bobobox dapat berpartisipasi dalam ragam gerakan pengurangan karbon ketika menginap di layanan penginapan Bobobox seperti Bobopod dan Bobocabin. Salah satunya dengan cara mendukung Katingan Mentaya Project yang berlokasi di Kalimantan Tengah dan offset karbon SPE-GRK Proyek Lahendong Pertamina NRE di Sulawesi Utara.

Tak ayal kolaborasi ini pun mendapat respons positif dari pemerintah. Direktur Tata Kelola Destinasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Mulyanto Y.S berharap kolaborasi ini dapat berlanjut jangka panjang bagi industri pariwisata nasional. Menurutnya, pelaku usaha dapat mengajak konsumennya untuk ambil peran untuk menjaga kelestarian lingkungan saat berlibur.

Ia pun tidak menampik bahwa pemerintah membutuhkan dukungan dari pelaku bisnis untuk menerapkan prinsip environmental, social, and governance (ESG) dalam industri pariwisata nasional. "Kami sangat memberikan apresiasi tinggi atas kolaborasi ini, yang menunjukkan komitmen terhadap industri pariwisata yang berkelanjutan. Semakin banyak wisatawan, baik domestik maupun internasional, yang peduli terhadap prinsip ESG. Oleh karena itu, kepedulian terhadap masyarakat setempat akan menjadi faktor penting dalam menarik perhatian mereka,” ungkap Mulyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

×