kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%

Ekspansi Regional, Bhumi Varta Tech Pertimbangkan Pindah ke Singapura


Rabu, 09 April 2025 / 16:00 WIB
Ekspansi Regional, Bhumi Varta Tech Pertimbangkan Pindah ke Singapura
ILUSTRASI. Kontan - Bhumi Varta Tech Seremonia Online. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/01/2024.

Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - Bhumi Varta Technology (BVT), perusahaan pengembang perangkat lunak geospasial dan analitik lokasi asal Indonesia tengah mempertimbangkan pemindahan kantor pusat ke Singapura.

Langkah ini muncul seiring meningkatnya kekhawatiran dari para investor terkait ketidakstabilan politik, pemberitaan negatif terhadap ekosistem startup di Indonesia, serta minimnya manfaat nyata dari pendirian kantor pusat di dalam negeri.

Didirikan pada tahun 2018 oleh Martyn Terpilowski, BVT telah berkembang pesat menjadi perusahaan dengan sekitar 160 karyawan di kantor pusat, Tangerang. Perusahaan ini juga telah melakukan ekspansi ke Vietnam pada Oktober 2024 dan berencana membuka kantor di Jepang pada pertengahan 2025. Berfokus pada pengembangan perangkat lunak geospasial, BVT kini memiliki portofolio lebih dari 70 klien, termasuk perusahaan besar seperti Esteh Indonesia, SC Johnson, Danone, Astra Honda, FIF, serta lembaga pemerintah seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN). Berbeda dengan banyak startup lainnya, pendanaan BVT berasal dari sekelompok kecil investor swasta, termasuk Terpilowski sendiri, bukan dari modal ventura.

Selain Singapura, BVT juga tengah mengkaji kemungkinan relokasi ke Hong Kong, Kawasan Ekonomi Khusus Fukuoka di Jepang, bahkan ke Abu Dhabi. Salah satu pertimbangan utama adalah karena kepatuhan penuh BVT terhadap permintaan konten lokal yang selama ini tidak memberikan manfaat signifikan, meskipun beberapa kebijakan mengatakan penggunaan produk lokal jika memungkinkan.

Membangun perusahaan perangkat lunak global pertama dari Indonesia adalah impian Terpilowski. Ia mengaku selama ini menolak berbagai saran untuk pindah, namun kini menyadari bahwa waktunya mungkin telah tiba.

“Sayangnya, meskipun banyak pembicaraan dan acara besar, kami tidak merasakan manfaat nyata sebagai perusahaan 100% lokal di sini. Mungkin karena saya orang asing, saya tidak tahu. Tapi dengan pertumbuhan dan ekspansi kami, bantuan yang kami terima sangat minim, padahal kami bisa benar-benar membawa nama Indonesia ke panggung global,” ujar Terpilowski. “Untuk membawa perusahaan ini ke tingkat global, saya membutuhkan pendanaan lebih lanjut dan beberapa mitra dekat saya memiliki kekhawatiran terhadap status kami sebagai perusahaan berbasis Indonesia, terutama jika tidak ada dukungan atau keuntungan yang jelas.”

“Kami telah mencoba menunjukkan apa yang kami kerjakan kepada pemerintah, bahkan mengundang menteri ke kantor kami, namun sangat sulit mendapatkan dukungan. Sementara itu, kami melihat beberapa pihak lebih mendukung perusahaan-perusahaan lain yang kini tengah mengalami krisis finansial.”

“Jika kondisinya tidak mendukung dan para investor merasa khawatir, maka sangat disayangkan, tidak ada alasan kuat untuk tetap berdomisili di sini.”

Untuk saat ini, BVT tetap berkomitmen mengembangkan sebagian besar perangkat lunaknya di Indonesia, sembari terus meningkatkan kapasitas pengembangan di Vietnam.

Selanjutnya: Waspada Penipuan Trading Via Nomor Whatsapp, PINTU Imbau Masyarakat Lebih Hati-Hati

Menarik Dibaca: Waspada Penipuan Trading Via Nomor Whatsapp, PINTU Imbau Masyarakat Lebih Hati-Hati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×